Pages

Selasa, 06 Maret 2012

Makin Banyanknya Koki Muda Indonesia


JAKARTA, KOMPAS.com – Semakin banyak koki-koki profesional Indonesia yang berusia muda dan tampil memukau dalam kompetisi kuliner. Hal tersebut diutarakan Panchaud Francois Regis dari Indonesian Culinary Professionals pada saat jumpa pers Pameran Food, Hotel & Tourism Bali 2012, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (27/2/2012).

Dalam Pameran Food, Hotel, & Tourism Bali 2012, kembali akan digelar kompetisi Salon Culinaire yang akan diikuti lebih dari 250 juru masak Indonesia. Kompetisi ini diadakan oleh Bali Culinary Professionals, sebagai salah satu anggota dari World Association of Chef Societies.

“Standar semakin tinggi. Tahun lalu saat diadakan di Jakarta, mulai banyak koki-koki muda. Dari 250 koki, 49 di antaranya berusia di bawah 25 tahun dan mereka menyajikan makanan yang sangat enak dengan presentasi yang sangat bagus. Generasi baru mulai bermunculan,” kata Regis.

Ia mengungkapkan banyak koki-koki Indonesia yang bekerja di luar negeri seperti di Dubai atau di kapal pesiar. Suatu saat nanti, lanjutnya, para koki generasi muda tersebut akan kembali ke Indonesia dan bekerja di Indonesia. Pada akhirnya, mereka akan menaikkan standar kuliner dan pariwisata Indonesia.

Sementara itu, Director Sales & Marketing PT Pamerindo Indonesia, Astied Julias, selaku penyelenggara Pameran Food, Hotel & Tourism Bali 2012, menuturkan dalam kompetisi Salon Culinaire akan melibatkan 14 juri internasional untuk mendapatkan penilaian dengan standar internasional.

“Bukan mau sok bule, tapi peserta adalah Indonesian chef (koki asal Indonesia) yang berkompetisi dengan menggunakan standar internasional, supaya mereka bisa menaikkan standar chef Indonesia,” jelasnya.
Vice President Association of Culinary Professionals Indonesia, Nugraha Ali menyebutkan bahwa dalam ajang Salon Culinaire sendiri, pihaknya berusaha mengangkat makanan tradisional ke standar internasional.

“Dengan kompetisi bertema Indonesian Food. Ada juga satu area berupa lesehan, menampilkan beberapa daerah dan dinilai juga. Ini untuk meningkatkan cara penyajian tapi tetap dengan rasa tradisional,” jelasnya.

 Dikutif dari : travel.kompas.com

0 comments:

Posting Komentar